Ketika hati menyendiri begitu pula rasanya hati yang tersakiti. Tersakiti karna kelalaian diri. Hati tak pernah membohongi. Ku curahkan segala hingga seluruh yang ku miliki. Tapi aku sadar bahwa sebetulnya aku hanya ingin menjadi lebih baik lagi. Ku tatapi masa lalu yang selalu menyelimuti. Tak kusangka ini menjadi hal yang sangat tak dimengerti. Kini hatiku sedih karena cinta yang selalu hadir dibayangan benak dan hatiku. Cinta ini membuat aku berubah,membuat diriku ingin terus menjadi baru dan memperbaruhi. Ku ungkap hatiku yang sedih ketika melihat suatu foto dia dan organisasinya. Aku cemburu dan benar-benar cemburu. Kini aku tau maksud semua lontarannya padaku sewaktu itu. Aku ingin menjadi seperti itu dan berada di posisi itu. Kecemburuan ini harusnya tidak muncul dalam dada ini. Ku kerahkan semua tenaga untuk menahan sakit ini. Namun,apa daya air mataku tumpah. Aku merasa seperti orang yang sangat jauh,hingga aku merasa bahwa aku bukan siapa-siapa dibandingkan mereka. Hatiku merintih,aku takut ini semua akan membuat tujuan awalku hilang. Kecemburuan ini selalu membuat hati ini terasa terkikis hingga mulut ini tak mampu lagi mengucap apapun. Ku kenang masa dulu yang tak seharusnya ku kenang dan ku ingat. Bunga yang bermekaran kini menjadi layu karna temannya yang dulu selalu ada kini telah pergi menjauh. Perbedaan paham dan suasana hati membuat kami terpisahkan. Perbedaan unsur tanah dan gelombang angin membuat kami tak bertemu. Bertemu memikuk pilu itu yang aku takuti. Hati mencengkram bunga duri yang terus menyakitinya namun ia tak mampu pergi menjauh dan melepaskannya. Kekesalan ini tentu wajar terjadi. Hanya karna ada rasa yang terasa bagaikan tepukan angin. Dianggap jika hati ingin dan tak dianggap jika hati tak ingin. Keindahan melodi di mentari pagi selalu membuat kita tertegun, tetapi lain halnya dengan ketika senja tiba,saat dimana kegelapan akan muncul disaat sunyinya malam ketika orang tertidur lelap. Ketika itu ku basuh muka ku hingga no yang kesekiannya selesai. Ku tadahkan tanganku hanya untuk berdoa pada Rabbku. Ku meminta hati ini agar tenang,tenang setenang-tenangnya. Hati mulai menjulurkan keinginannya. Kini hati mulai bercerita hingga semua keinginan hati sudah mampu diucap lewat mulutku. Sembari menunggu selalu saja ada hal yang membuatku untuk terus mencari semua informasi mengenainya. Walaupun aku tau,bahwa hanya ini yang dapat aku lakukan kini. Kesepian tanpa teman hingga hari-hari yang hanya selalu dirumah tanpa pergi bersama teman seumuran. Dalam diam aku mengusikmu dengan cara selalu mencari info terkini/terupdate mengenai dirimu. Dalam diam juga ku ucap namamu dalam doaku. Aku benar-benar memiliki rasa padamu. Aku berharap kelak dirimulah yang akan jadi teman hidup.
Pesona cinta dalam doa semakin kuat hingga kini aku teringat pesona dasar laut yang amat terkenal di sini. Sejenak aku terdiam dan tersenyum sembari berkata sambil membuat lengkungan dipipiku "hehe kenapa jadi kepikiran kesana ya?". Harusnya aku memang tidak begitu atau begini. Namun,kecendrunganku untuk selalu berfikir memang tak bisa ku hilangkan dari diri ini. Ku ungkap dan ku lakukan semua yang ku dan hatiku inginkan asalkan tetap pada jalan yang diridhoi-Nya.
Kembali mebahas mengenai apa yang telah kufikirkan dan apa yang telah kutuliskan pada awal pembukaan postingan ini,yaitu mengenai hati dan bukan haiti ataupun hayati (-_-)
Kadar kebaperan diriku bisa mencapai langit hingga mungkin dapat terlihat dan menerawang pada citra yang ditangkap oleh alat SIG yang telah dipelajari di Geografi SMA. Namun aku sadar,inilah aku yang kadang berada diluar batas sifat pendiam diriku,bukan berarti itu tandanya aku lagi ada dirumah temen ya(-,->) hmm sudahlah,makin lama aku semakin ngaco (baca: ketika orang minang mendengar ini,respon saraf mereka akan langsung memproses dan menerjemahkan kata itu yang dapat berartikan bahwa kita lagi berkaca). Oke maafkan interupsinya yang garing hehe. Ga terlalu bisa ngelawak soalnya,maklum tampang bagaikan malaikat (bukan malaikat maut ya-...- ihh). Btw,aku mau mulai nulis kaya yg diatas tadi deh hehe. Kebawahnya bacaan ini bahasanya semakin informal huft,maapkeun,maafkan ambo uda/uni kasadonyo😊
------------------------------
Tangan ini mulai mencoba menuliskan kembali apa yang menjadi pemberontakan hati secara semena-mena (notice:ini bukan lagu). Hati merintih,air mata tertindih keluar tampungannya hingga pusing pun is coming. Setelah menangis biasanya kepala ini akan selalu memberikan stimulus hati untuk tidak bersifat egois atau hanya berada disatu pihak. Kini,lapar pun mengundang dirinya untuk berlawanan dengan nasi dan lauknya. Padahal kita tau bahwa nasilah yang akan menang melawan lapar ketika perut sudah mengirim tanda "missed call". Kadang tentu kita merasa bersalah pada perut dan kepala serta mata yg menjadi korban keegoisan hati. Keegoisan tanpa arah dan dengan pamrih meminta balasan perasaan cinta yang senasib atau penyetaraan cinta. "Pangeranku" aku merindukanmu untuk masa depanku hehe. Kenakalan dulu mungkin akan selalu terpompa didalam hati dan pikiran. "Big dosa",semua orang tentu merasa punya hal itu. Oleh karena itu,memang benar bahwa saling mengingatkan adalah hal yang baik untuk di keep in touch pada siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar